"Mungkinkah cinta sejati masih ada"
PART 1
Nama
gua Rafi ahmad biasa di panggil rafi
tapi paratemen deket dan keluarga gw biasanya manggilry gua dengan ‘afi’ “fi...nebeng dong
sampai depan...”
gua sedang mengikat tali sepatu kets hitam
kesayangan gue,sarat tiara, kakak
perempuan gw satu-satunya bertriak dari dalam kamarnya
.“ya udah burruan
ayo...gua udah kesiangan nih”
Gua berkata
setengah bertiak sambil berdiri,
kemudian bergegas keluar rumah dan menghidupkan motor.nggak lama berselang tiara keluar,berjinggat sambil memakai sepatu berhaknya yg sepertinya agak kekecilan,di mulutnya masih tersisa remah roti yg sepertinya di makan terburu buru.Beberapa
menit kemudian gua dan tiara sudah berada
di tengah kerumunan sepeda motor yg menyemut di jalan raya depan
‘komplek’ perumahan.
Seperti hari weekday biasanya gua berangkat kerja pukul
setengah tujuh pagi dan terkadang tiara
ikut ‘nebeng’ sampai perempatan depan komplek dimana dia akan di jemput
pacarnya di sana.bagi gua semua hari sama , terdiri dari senen 1st ,
senen 2nd , senen 3th , senen 4th , senen 5th, libur dan senen -1. Gua orangnya
perfeksionis , semuanya harur tepat pada tempat dan porsinya. gua gak pernah
terlambat masuk kerja. Gua gak suka baju yang warna kancingnya beda satu. kalau
makan telor, kuningnya gua makan belakangan.begitu juga makan es krim yg gua
makan conenya dulu baru creamyaa. Kata orang sih ‘save the best for the last’
.gua bahkan mengurutkan chanel siaran tv berdasarkan tahun berdirinya stasiun
tv tersebut, 1st TVRRI, 2nd RCTI, 3nd SCTV,
dan seterusya, gua selalu membeli sikat gigi berwarna biru.gua selalu meletakan
ponsel di saku celana sebelah kanan,dompet di saku celana blakang sebelah kanan,kunci kendaraan di saku
celana sebelah kiri.dan rokok di saku kemja.selalu begitu dan harus selalu
begitu, harus!!!
Sewaktu
kecil gua bercita-cita sebagai dokter, supaya bisa megang-megang cewek tanpa di
gampar atau di omelin,setelah melihat intruktur fitnes punya prosentase lebih
besar buat pegang-pegang cewe tanpa digampar atau di omelin cita-cita gua pun
berubah pengin jadi instruktur fitnes. Tapi sayang sampai kelas 3 SMP , badan
gua tidak memberikan respon yg berarti ( kurus). Karena itu juga tiara sering ngejek gua
“fi..badan udah
kurus kering jangan panasan mulu tar jadi kerupuk loh...”
Akhirnya
gua memutuskan meninggalkan cita –cita menjadi dokter dan instruktur fitnes.
Dan mulai menggatungkan impian menjadi artis. Tentunya sambil berharap dapet
peran yg bisa pegang-pegang, peluk bahkan mencium artis cantik tanpa digampar
atau di omelin.Lulus
SMP gua masuk SMA dan memang seharusnya begitu.di SMA, gua memilih ngambil jurusan IPS. Sebenaranya jika
menggunakan kata yg tepat bukan ‘memilih’ tapi terpasa karena nilai-nilai gua
gak mencukupi buat masuk jurusan IPA. Oke gua ralat waktu SMA gua terpaksa
ngambil jurusan IPS. Jujur selama ‘makan’ bangku sekolah dari SD sampai SMP gua
Cuma berhasil mempelajari 3 hal yatu membaca, menulis ,dan berhitung. Di SMA
juga Cuma belajar 3hal yaitu merokok,deketin cewek, dan bilyard.Bapak
ingin gua masuk akedemi kepolisian, ibu anak laki-lakinya jadi sarjana
pendidikan ,tiara menyarankan gua kuliah jurusan IT dan gua sedikit membelot
ngambil jurusan desaind grafis.lulus kuliah ,setelah magang sana sinii akhirnya
gua berlabuh di perusahaan yg bergerak sebagai distributor makana.bagian
‘eksim’ (eksport-import).Gua
lahir dan dibesarkan di keluarga yg ‘nyleneh’ makanya gua menjadi orang yg
sedikit nyeleneh pula. Bapak saat di kantor bekerja sebagai pengacara dan saat
di rumah dia menjelma menjadi sosok tukang kebun. Ibu yg jadi guru di salah
satu SMA di jakarta saat di rumah berubah menjadi sosok perdana
mentri,ratu,manager keuangan merangkap mandor.kata-katanya adalah titah dan
ultimatum yg tak terbantahkan. Tiara kakak perempuan gua adalah seorang akuntan
saat berada di rumah dia menjelma menjadi tangan kanan perdana mentri merangkap
asisten mandor, meski kata-katanya bukan titah atau ultimatum namun
kata-katanya sering pedas bagai cambuk. Walaupun begitu tiara tetep menjadi ‘role –model’ kakak yg berliant dia selau
ingat dengan adiknya dalam kondisi apapun.misalnya dia lagi pergi makan malem
dengan pacarnya di restaurant mahal dia selalu ingat dengan gua, adik yg
durjana ini.,gi
“fi, tadi gua abis
makan di ‘Ritz’la enak banget kepitingnya....”
“asik dong, gua
di bawain?”
“ngak lah, mahal
gila....tapi pas makan gua inget kok sama lo dan pengin buru-buru pulang buat cerita ama lo...”
“najisss....kakak
durhaka”
Hampir semasa
hidup gua gak pernah mengalami kesulitan yg berarti apalagi dalam hal ‘ekonomi’.
Alhamdulilah bapak dan ibu selalu di cukupkan rejekinya hingga ke dua anaknya
bisa besekolah sampa sarjana bahkan bisa
lebih jika anaknya mau.dunia sosial gua juga tanpa masalah gua punya banyak
temen dan hampir ga punya musuh.tapi mungkin urusan percintaan gw yg selalu
jadi masalah. Gua yg perfeksionis,ego sinteris dan mau menang sendiri( kata
sahabat gua deneni gua begini karena gua terlahir sebagai anak bungsu). Dari
SMP sampai kuliah,total gua pacaran 15 kali tapi gak ada yg bertahan lebih dari
1 bulan.Masih teringat
dengan jelas di benak gua saat ratna, mantan terakhir bilang
“fi..kayaknya cukup gua aja deh yg di perlakuin kaya
gini, lo tu harus belajar ngalah,kalao lo begini terus, egois, gak akan pernah
ada cewek bisa bertahan sama lo.”
Setelah
perkataan itu gua dan ratna langsung
‘balik kanan bubar jalan’ alias
putus. tiga hari kemudian ratna
langsung jalan sama andri(temen gua).saat itu gua bertekad buat dapet pacar yg bisa tahan dengan
ke-egoisan gua dan dengan pefeksionisnya gua
.---------------
Gua tiba di
kantor jam 07.45 .gua menghela nafas panjang karena gua gak
terlambat.perjalanan dari rumah sampai kantor dengan motor biasanya di tempuh
dalam waktu 45 menit, itu jika ditempuh dengan gaya berkendara yg oportunis
lihai melihat celah dan pandai memanfaatkan ruang kosong di jalan raya. Gua
berlari menuju lobi lift berusaha memburu lift yg sedang di isi oleh para
karyawan yg juga tengah memburu mesin absen di lantainya masing-masing sesaat
sebelum pintu lift tertutup sambil bergumam “sory-sory” gua berhasil masuk menelip di
sela-sela kerumunan orang yg sudah
memenuhi lift.samar-samar tardengar suara mengeluh di belakang gua.mungkin
salah seorang yg tergenjet oleh ransel gue.Kemudian
sesosok tangan mungil mencolek pinggang gua, dan gue pun menoleh sesaat namun
tak melihat sosok tersebut.hanya tangan nya
yang mungil dan putih yg terlihat bergoyang-goyang sambil mecolek
pinggang gua,dari balik sosok bapak-bapak terlihat sesosok cewek yg
berjingkat-jingkat yg hanya kelihatan ujung kepala hingga matanya saja,sambil
berkedip ia memberi isyarat sambil berkata
“mas lantai 20
dong...”
“berapa 10...?”
Gua mengeryitkan dahi sambil
menunduk
“20 mas....”
Cewek manis itu sedikit berteriak ,sehingnga beberapa
orang langsung melihat ke arahnya
“waduh...biasa
aja dong mba....”
Gua berkata sambil melihat ke arah
kumpulan tombol,gua lihat angka 20 sudah berpidar merah itu artinya udah ada
yang memencet tombolnya, lantai yg sama dengan tujuan gua.‘ting’Suara pintu lift terbuka. Gua
melangkah keluar dari dalam lift di ikuti 2 orang lainnya dan salah satunya
cewek manis yg tadi mencolek dan berteriak ke arah gua.gua bergegas berjalan ke
arah pintu kaca yg letaknya gak begitu jau dari liftpintu masuk ke arah kantor
tempat gua bekerja.Saat membuka pintu
kaca, terdengar lagi suara perempuan itu
memanggil, gua menoleh sebentar, dia melambai ke arah gua,kesal karena tadi
sudah berteriak ke gua dan karena buru-buru mau absen, gua pun melengos dan
mengabaikannya.setelah absen gua lihat cewek manis itu masuk melalui pintu yg
sama dengan gua,clingak-clinguk sebentar kemudian berjalan cepat menghampiri
gua.
“Bu Tia di mana
ya....” cewek itu bertanya ke gua tanpa
basa-basi
.“eh...mba kalau
nanya yg sopan dikit dong, permisi dulu kek...”
“yee...emg gua kurang sopan? Terus nanya yg sopan
gimana?”
Gua menaikan alis sambil memasang
muka kesal, kemudian meninggalkanya
begitu saja,sambil berlalu gua berkata “ gua...gak
tau...”
**dan itulah awal
pertemuan gua dengan Nagita**
keren ditunggu yaa. part beeikutnya
BalasHapusnext ya
BalasHapus