Kamis, 17 September 2015

mungkinkah cinta sejati masih ada


"Mungkinkah cinta sejati masih ada"
PART 1


      Nama  gua Rafi ahmad biasa di panggil rafi tapi paratemen deket dan keluarga gw biasanya manggilry gua dengan ‘afi’ “fi...nebeng dong sampai depan...” 
gua sedang mengikat tali sepatu kets hitam kesayangan gue,sarat  tiara, kakak perempuan gw satu-satunya bertriak dari dalam kamarnya
.“ya udah burruan ayo...gua udah kesiangan nih”
Gua berkata setengah bertiak sambil berdiri,  kemudian bergegas keluar rumah  dan menghidupkan motor.nggak lama berselang tiara keluar,berjinggat sambil memakai sepatu berhaknya yg sepertinya agak kekecilan,di mulutnya masih tersisa remah roti yg sepertinya di makan terburu buru.Beberapa menit kemudian gua dan tiara sudah berada  di tengah kerumunan sepeda motor yg menyemut di jalan raya depan ‘komplek’ perumahan.
        
        Seperti hari weekday biasanya gua berangkat kerja pukul setengah tujuh pagi dan terkadang  tiara ikut ‘nebeng’ sampai perempatan depan komplek dimana dia akan di jemput pacarnya di sana.bagi gua semua hari sama , terdiri dari senen 1st , senen 2nd , senen 3th , senen 4th , senen  5th, libur dan senen -1. Gua orangnya perfeksionis , semuanya harur tepat pada tempat dan porsinya. gua gak pernah terlambat masuk kerja. Gua gak suka baju yang warna kancingnya beda satu. kalau makan telor, kuningnya gua makan belakangan.begitu juga makan es krim yg gua makan conenya dulu baru creamyaa. Kata orang sih ‘save the best for the last’ .gua bahkan mengurutkan chanel siaran tv berdasarkan tahun berdirinya stasiun tv tersebut, 1st TVRRI, 2nd RCTI, 3nd SCTV, dan seterusya, gua selalu membeli sikat gigi berwarna biru.gua selalu meletakan ponsel di saku celana sebelah kanan,dompet di saku celana  blakang sebelah kanan,kunci kendaraan di saku celana sebelah kiri.dan rokok di saku kemja.selalu begitu dan harus selalu begitu, harus!!!

       Sewaktu kecil gua bercita-cita sebagai dokter, supaya bisa megang-megang cewek tanpa di gampar atau di omelin,setelah melihat intruktur fitnes punya prosentase lebih besar buat pegang-pegang cewe tanpa digampar atau di omelin cita-cita gua pun berubah pengin jadi instruktur fitnes. Tapi sayang sampai kelas 3 SMP , badan gua tidak memberikan respon yg berarti ( kurus).  Karena itu juga  tiara sering ngejek gua
“fi..badan udah kurus kering jangan panasan mulu tar jadi kerupuk loh...”
Akhirnya gua memutuskan meninggalkan cita –cita menjadi dokter dan instruktur fitnes. Dan mulai menggatungkan impian menjadi artis. Tentunya sambil berharap dapet peran yg bisa pegang-pegang, peluk bahkan mencium artis cantik tanpa digampar atau di omelin.Lulus SMP gua masuk SMA dan memang seharusnya begitu.di SMA, gua  memilih ngambil jurusan IPS. Sebenaranya jika menggunakan kata yg tepat bukan ‘memilih’ tapi terpasa karena nilai-nilai gua gak mencukupi buat masuk jurusan IPA. Oke gua ralat waktu SMA gua terpaksa ngambil jurusan IPS. Jujur selama ‘makan’ bangku sekolah dari SD sampai SMP gua Cuma berhasil mempelajari 3 hal yatu membaca, menulis ,dan berhitung. Di SMA juga Cuma belajar 3hal yaitu merokok,deketin cewek, dan bilyard.Bapak ingin gua masuk akedemi kepolisian, ibu anak laki-lakinya jadi sarjana pendidikan ,tiara menyarankan gua kuliah jurusan IT dan gua sedikit membelot ngambil jurusan desaind grafis.lulus kuliah ,setelah magang sana sinii akhirnya gua berlabuh di perusahaan yg bergerak sebagai distributor makana.bagian ‘eksim’ (eksport-import).Gua lahir dan dibesarkan di keluarga yg ‘nyleneh’ makanya gua menjadi orang yg sedikit nyeleneh pula. Bapak saat di kantor bekerja sebagai pengacara dan saat di rumah dia menjelma menjadi sosok tukang kebun. Ibu yg jadi guru di salah satu SMA di jakarta saat di rumah berubah menjadi sosok perdana mentri,ratu,manager keuangan merangkap mandor.kata-katanya adalah titah dan ultimatum yg tak terbantahkan. Tiara kakak perempuan gua adalah seorang akuntan saat berada di rumah dia menjelma menjadi tangan kanan perdana mentri merangkap asisten mandor, meski kata-katanya bukan titah atau ultimatum namun kata-katanya sering pedas bagai cambuk. Walaupun begitu tiara tetep menjadi  ‘role –model’ kakak yg berliant dia selau ingat dengan adiknya dalam kondisi apapun.misalnya dia lagi pergi makan malem dengan pacarnya di restaurant mahal dia selalu ingat dengan gua, adik yg durjana ini.,gi
“fi, tadi gua abis makan di ‘Ritz’la enak banget kepitingnya....”
“asik dong, gua di bawain?”
“ngak lah, mahal gila....tapi pas makan gua inget kok sama lo dan pengin buru-buru pulang buat cerita ama lo...”
“najisss....kakak durhaka”

      Hampir semasa hidup gua gak pernah mengalami kesulitan yg berarti apalagi dalam hal ‘ekonomi’. Alhamdulilah bapak dan ibu selalu di cukupkan rejekinya hingga ke dua anaknya bisa  besekolah sampa sarjana bahkan bisa lebih jika anaknya mau.dunia sosial gua juga tanpa masalah gua punya banyak temen dan hampir ga punya musuh.tapi mungkin urusan percintaan gw yg selalu jadi masalah. Gua yg perfeksionis,ego sinteris dan mau menang sendiri( kata sahabat gua deneni gua begini karena gua terlahir sebagai anak bungsu). Dari SMP sampai kuliah,total gua pacaran 15 kali tapi gak ada yg bertahan lebih dari 1 bulan.Masih teringat dengan jelas di benak gua saat ratna, mantan terakhir bilang
“fi..kayaknya cukup gua aja deh yg di perlakuin kaya gini, lo tu harus belajar ngalah,kalao lo begini terus, egois, gak akan pernah ada cewek bisa bertahan sama lo.”
Setelah perkataan itu gua dan ratna langsung  ‘balik kanan bubar jalan’  alias putus.   tiga hari kemudian ratna langsung jalan sama andri(temen gua).saat itu gua bertekad  buat dapet pacar yg bisa tahan dengan ke-egoisan gua dan dengan pefeksionisnya gua
.---------------

       Gua tiba di kantor jam 07.45 .gua menghela nafas panjang karena gua gak terlambat.perjalanan dari rumah sampai kantor dengan motor biasanya di tempuh dalam waktu 45 menit, itu jika ditempuh dengan gaya berkendara yg oportunis lihai melihat celah dan pandai memanfaatkan ruang kosong di jalan raya. Gua berlari menuju lobi lift berusaha memburu lift yg sedang di isi oleh para karyawan yg juga tengah memburu mesin absen di lantainya masing-masing sesaat sebelum pintu lift tertutup sambil bergumam “sory-sory”  gua berhasil masuk menelip di sela-sela kerumunan  orang yg sudah memenuhi lift.samar-samar tardengar suara mengeluh di belakang gua.mungkin salah seorang yg tergenjet oleh ransel gue.Kemudian sesosok tangan mungil mencolek pinggang gua, dan gue pun menoleh sesaat namun tak melihat sosok tersebut.hanya tangan nya  yang mungil dan putih yg terlihat bergoyang-goyang sambil mecolek pinggang gua,dari balik sosok bapak-bapak terlihat sesosok cewek yg berjingkat-jingkat yg hanya kelihatan ujung kepala hingga matanya saja,sambil berkedip ia memberi isyarat sambil berkata
“mas lantai 20 dong...”
“berapa  10...?”
Gua mengeryitkan dahi sambil menunduk
“20 mas....”
Cewek manis  itu sedikit berteriak ,sehingnga beberapa orang langsung melihat ke arahnya
“waduh...biasa aja dong mba....”
Gua berkata sambil melihat ke arah kumpulan tombol,gua lihat angka 20 sudah berpidar merah itu artinya udah ada yang memencet tombolnya, lantai yg sama dengan tujuan gua.‘ting’Suara pintu lift terbuka. Gua melangkah keluar dari dalam lift di ikuti 2 orang lainnya dan salah satunya cewek manis yg tadi mencolek dan berteriak ke arah gua.gua bergegas berjalan ke arah pintu kaca yg letaknya gak begitu jau dari liftpintu masuk ke arah kantor tempat gua bekerja.Saat membuka pintu kaca, terdengar lagi suara perempuan  itu memanggil, gua menoleh sebentar, dia melambai ke arah gua,kesal karena tadi sudah berteriak ke gua dan karena buru-buru mau absen, gua pun melengos dan mengabaikannya.setelah absen gua lihat cewek manis itu masuk melalui pintu yg sama dengan gua,clingak-clinguk sebentar kemudian berjalan cepat menghampiri gua.
“Bu Tia di mana ya....”  cewek itu bertanya ke gua tanpa basa-basi
.“eh...mba kalau nanya yg sopan dikit dong, permisi dulu kek...
“yee...emg gua kurang sopan? Terus nanya yg sopan gimana?”
Gua menaikan alis sambil memasang muka kesal, kemudian meninggalkanya  
begitu saja,sambil berlalu gua berkata “ gua...gak tau...” 

**dan itulah awal pertemuan gua dengan Nagita**

2 komentar: