Rabu, 21 Oktober 2015

part 4



masuk minggu terakhir dalam bulan pertama masa probation-nya nagita. dan gua rasa ini jadi masa ujian buat gua.ada perasaan sedikit bangga saat melihat nagita mamou menguasai hampir semua yg gua ajarkan,dan kagum dengan daya tangkap dan daya intelegensinya yg tinggi. yg cukup cerdas untuk ukuran orang selain gua.

setelah hampir sebulan, akhirnya gua punya sedikit kekebalan mahluk ''menyebalkan'' bernama nagita, mungkin banyak yg  bertanya seberapa menyebalkannya nagita, berikut akan gua jabarkan sedikit; nagita itu cewe yg mempunyai paras yg cantik yg menurut gua memiliki kepribadian ganda, suatu saat  pernah gua lihat dia duduk bersandar di tembok mushola yg ada di bastment kantor sambil terbengon-bengong, menghiraukan segala hiruk pikuk yg ada di sana pada saat jam istirahat, beberapa saat kemudian dia sudah hahahihi, cekikikan di sebelah gua, menikmati keripik singkong sambil sesekali mengecek laporan import.  pernah pula gua dapati dia sedang menangis, walaupun saat gua tanyakan dia cuman bilang;
"ini nih cuman kelilipan.." dansetelah itu dia kembali ceria lagi.
dia seperti memiliki dua kepribadian dan sialnya gua jatuh cinta pada kedua kepribadian-nya.

Walaupun perasan ini sedikit menaruh hati padanya, tapi tubuh dan akal gua menolak keras untuk setuju dan sepaham dengan perasaan. gua yg punya ego setinggi langit, sebesar gununung, menolak mentah-mentah untuk jatuh hati padanya. jatuh hati pada cewe yg benar-benar tidak memperoleh nilai memuaskan gua sejak kesan pertama, gua setuju pada kata-kata iklan 'kesan pertama begitu menggoda'. dan nagita sudah kehilangan kesan itu. tapi kadang hati gak bisa dan gak akan pernah bisa buat berbohong, entah sejak kapan setiap malam, setiap gua habis berpisah dengannya dari kantor, bahkan belum ada lima menit gua berpamitan untuk pulang duluan, wajhnya selalu sukses berbayang di kaca helem gua, di tangki motorgua, di papan reklame yg ada di jalan pokoknya dimana-mana selalu terbayang wajhnya  she's evrywhere.

selain itu nagita punya sifat yg sangat susah sekali di tebak, pola hidupnya sangat random, semua seperti tidak ada aturan yg baku. dia bisa saja mengeluarkan bekel makannya pada saat jam 11 siang, atau mengunakn jam tangannya di sebelah kiri kemudian besoknya di sebelah kanan, dia juga acap kali terlihat minum kopi di pagi hari tapi juga tak jarang juga di minum teh. suatu waktu, saat sebuah lagu berjudul    'vindi cated' dari dashboard confensional di putar di playlist gua, dia manggut-manggut sambil bilang;

 "enak banget nih lagunya"  di hari yg lainnya dia bilang;
"ganti...ganti lagu gak jelas gini di stel.." sungguh gak tertebak
.
hal ini sangat bertolak belakang dengan gua, sangat berbeda 180 derajat. bagaimana ada seseorang yg gaya hidupnya 'semrawut' dan 'amburadul'

yg membuat gua dan nagita mirip hanyalah, kami sama-sama keras kepala. kami berdua sama-sama engan mau mengalah, kami sama-sama pejuang, pejuang dengan idealismenya masing-masing.

"lu gak makan siang?"
"nggak nanti aja, gak laper"
"oh, kok ada orang yg jadwal makannya aja gak teratur"
gua berkata sambil mengambil jaket kemudian pergi buat makan siang

"loh...terserah guadong, perut-perut gua, yg ngerasain laper juga gua kenap
 lu yg rempong....?"


nagita membalas gua dengan argumennya, gua hanya mendengarnya sekilas dan berusaha menahan diri untuk gak menggubrisnya.

saat gua sedang berjalan di lorong menuju meja kerja gua saat kembali setelah itirahat makan  siang, gua dari kejauhan melihat pak wisnu sedang ngobrol denagn nagita di meja gua. melihat hal itu perasaan gua jadi gak menentu, ada apa ini? atau gua yg akan dapat masalah? karena gak biasa-biasanya dia turun ke bawah memberi perintah langsung kepada bawahannya, biasanya dia selalu menggunakan email dan masage chating, biar ada bukti katanya.

"Ada apa pak.." gua bertanya ke pak wisnu sambil melepas jaket gua.
"oh, gini fi.." pak wisnu bangkit dari tempat dia duduk dan menepuk pundak gua.
"Besok kamu ke BPOM, ngurus prosedur pindah alamat, buat di nomer ijin edar produk ya!!!"
"lah, kan ada irwn pak...?"
"irwan tadi telepon, dia gak masuk, istrinya lagi sakit, lagian gak ada huungannya sama irwan"
"ooh.."
gua meng 'ooh' kan  sambil mengingat-ingat sms irwan tadi pagi yg bilang kalo itrinya lagi sakit
.
"nah, saya udah bilang sama nagita tadi,  dia ikut kamu besok, biar paham prosedurnya  kalian"  pak wisnu kemudian berlalu meninggalkan gua yg masih terdiam.

"pak..pak" gua berlari keci menyusul pak wisnu.
"emang kita mau pindah alamat pak?"
"nggak, bukan kita, tapi pabrik yg ada di US sana mau pindah, jadi alamat yg ada di ijin edar       dan di lebel produk harus di ubah juga!!"
"oh, iya..iya"
"......"
"tap, apa saya perlu ngajak nagita pak..?
"loh.. kamu ini paham nggak?"
"maksudnya pak?"
"mengurus prosedur pindah alamat itu tugas departement legal, dan kamu bukan orang 'legal'...."
"terus?"
"di sini yg posisinya orang 'legal' ya cuman nagita"
"jadi...?"
"jadi, harusnya pertanyaan bukan kenapa nagita harus ikut kamu?, tapi kamu kenapa harus ikut nagita? paham?"

mendengar penjelasan pak wisnu, gua cuma menundukan kepal sambil memijit kening gua, ini artinya, besok gua akan ke BPOM tanpa punya kuasa, dan nagita lah yg punya kendali penuh.
"kamu paham gak..?" pak wisnu bertanya.
"iya paham pak..."
kemudian gua berjalan pelan sambil menunduk ke arah meja kerja gua.

"raf, besok lu anter gua ke BPOM ya..?"
"Bawell! gua udah tau"
"jangan lupa dokumen-dokumen yg di perluin disiapin"
nagita berkata sambil mengangkat ke dua alisnya, seakan memberi perintah.
"songong banget lu, nyuruh-nyuruh gua..."
"bukan gitu, gua kan gak tau dokumen apa saja yg di perluin..."
gua gak menjawab,gua cuman mengambil selembar kertas dan mulai menulis. kemudian menyerahkan potongan kertas tersebut  yg berisi  daftar dokumen yg harus di bawa kepada nagita.

"nih..., yg tinta warna biru, lu minta dokumen sama orang legal,,,yg tinta warna item, lu cari di filing cabinet-nya irwan, yg tinta warna merah lu baca dan camkan baik-baik..."
nagita memperhatikan dan mulai membaca kertas tersebut, (kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga gua.)  disini aroma tubuhnya menusuk ke hidung gua kemudian menjalar ke otak,sebuah aroma yg memancarkan kebahagian.
"oke bos..."
nagita berdiri dan melangkah pergi ke lantai atas, ke bagian legal. meninggalkan gua yg masih terkesima dalam balutan aroma tubuhnya yg menggoda. gua duduk terdiam, kemudian senyum-senyum sendiri membayangkan apa yg baru saja gua tulis di secarik kertas dengan tinta warna merah;

"gua gak pernah jalan berdua sama cewe yg tampil biasa-biasa aja, besok lu harus tampil luar biasa"

-------------------------
malam harinya, sebuah malam yg mungkin bakal selalu gua kenang di sisa masa hidup gua. bagai seorang bocah yg di janjikan bakal di ajak ke 'DUFAN' oleh bapaknya, bagai mahasiswa yg bersiap menghadapi wisuda esok harinya,gua gelisah dan susah tidur, pengin cepet-cepet langsung pagi.
*pagi dimana gua bakal ke kantor bpom sama nagita*
perasaan seperti ini, perasaan yg mirip seperi inilah yg kerap kali muncul setiap saat, apalagi menjelang tidur. wajah nagita selalu terbayang  dimanapun dan kapanpun. rasa inilah yg selalu dilawan akal sehat gua, agar nggak kehilangan harga diri. agar jangan sampai gua suka sama dia, atau bahkan jadian sama dia. tapi , ah rese ya, kenapa tu anak bikin kesel gua saat baru bertma jumpa, ah kalo aja dia nice. pasti gak bakal bergejolak gini hati gua. yg jelas gua gak bisa menolak untuk ngak jatuh cinta sama nagita.
"arghhhhh anjiiiiiing!!!" gua mengacak-acak rambut gua dan terduduk di atas kasur.kemudian terdengar ketukan pintu yg disertai suara ibu

"fi..afi... kamu kenapa?"
"nggak papa bu" gua membenamkan wajah ke tumpukan bantal.
"terus kenapa triak-triak?"

ibu terus bertanya, masih dari luar  dibalik pintu kamar, gua bangun dan turun dari tempat tdur lalu berjalan ke pintu lalu membukanya, terlihat ibu sedang berdiri berkecak pinggang sambil bersender pada tembok

"nggak papa bu cuman lagi main game..."
"oh, kirai ada apa-apa? kalo main game gak usah triak-triak bikin orang kaget aja!!!"
"iya"

kemudian gua menutup pintukamar dan kembali menjatuhkan diri di atas kasur,sambil menatap langit-langit kamar yg masih memantulkan sosok nagita. gua senyum-senyum sendiri sambil tak henti-henti mengeleng.

"biarin, gila-gila dah gua..."









ps:
** tolongng  minta pendapatnya buat cerbuang gua ini, biar penulisnya semangat nulis**
bisa lewat coment atau lewat twitter: @esyter17

5 komentar:

  1. ditunggu kelanjutannya ya,,,jangan lama-lama...

    BalasHapus
  2. Bagus banget alur nya...next nya jangan lama-lama...ohh yaa mau nanya cerbung yang satu nya gak ada lanjutan nya...

    BalasHapus